Selasa, 28 April 2015

Limbah Industri 


 

Image result for gambar limbah

Limbah adalah sisa / buangan dari hasil suatu kegiatan produksi, produksi tersebut dapat berupa produksi rumah tangga atau produksi dalam skala yang lebih besar.

sedangkan arti limbah industri adalah sisa buangan yang dihasilkan dari proses produksi pada suatu industri yang lebih besar dari pada industri rumah tangga ( Domestik ).

Limbah terdapat berbagai macam  yaitu limbah dalam bentuk cair dan limbah dalam bentuk padat yang sering disebut sampah, Ada juga limbah dalam bentuk gas dan partikel dan limbah B3. 
Menurut hasil penelitian, lebih dari 90% dari pencemaran udara adalah sumbangan limbah industri dalam bentuk gas, baik itu karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen oksida, sulfur oksida dan beberapa jenis partikel lain. Unsur  penting di dalam ekosistem air adalah jumlah oksigen terlarut di dalamnya. Jika kadar oksigen terlarut dalam air menurun dalam jumlah dan kualitasnya, maka akan terjadi ancaman tehadap makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Hal ini dapat terjadi jika ada pencemaran pada air yang diakibatkan limbah dalam bentuk cair.
limbah industri dalam skala apapun adalah ancaman bagi keberlangsungan makhluk hidup dan ekosistem dimana makhluk itu tinggal. Oleh karena itu penanganan limbah industri tidak boleh dianggap sepele jika tidak menginginkan kerugian-kerugian yang lebih besar terjadi di Bumi Kita ini. Kesadaran bahaya limbah industri ini seharusnya dimiliki oleh siapapun, baik pekerja, pemilik modal, dan masyarakat serta aparatur yang memberikan izin berdirinya industri tersebut.  Hal tersebut dapat menimbulkan solusi bagaimana agar industri tidak terhambat pertumbuhannya namun juga tidak mencemari lingkungan.
Cara Penanggulangan limbah industri 
Jika limbah industri tersebut mengandung bahan- bahan kimia, maka sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu, agar mengurangi bahan-bahan yang mencemari air. dengan demikian bahan dari limbah yang mengandung bahan- bahan bersifat Racun dapat dihilangkan dan tidak mengganggu ekosistem. selain cara tersebut yaitu menempatkan pabrik atau kawasan industri didaerah yang jah dari pemukiman penduduk agar dapat menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.

referensi : http://kakisewu.wordpress.com/2008/03/28/dampak-limbah-industri/




Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Anti Makan Dari Batang Tumbuhan Brotowali 
( Tinospora tuberculata BEUMEE )

ISSN 1907 - 9890
I M. Sukadana, Wiwik Susanah Rita, Dan Frida R. Koreh
Jurnal Kimia 1, Juli 2007


Latar Belakang

Pemakaian Pestisida sintetik yang tidak selektif dan tidak tepat dosisnya dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia dan dapat mencemari lingkungan. Dampak negatif ini dapat dikurangi dan dicegah keberlanjutannya dengan tidak menggunakan pestisida sintetik, melainkan pestisida alami yang relatif aman terhadap lingkungan.

Brotowali ( Tinospora tuberculata BEUMEE ) merupakan salah satu tumbuhan yang diindikasikan dapat digunakan sebagai Pestisida Nabati yang bersifat antimakan, Pada Bagian Batang tumbuhan ini terasa pahit sehingga tidak ada binatang yang menyentuhnya. Brotowali mengandung senyawa Pikoretin,Berberin, dan Palmatin yang termasuk senyawa Gol. Alkaloid.

Tujuan
Untuk Mengetahui Terdapat pada Ekstrak Apakah senyawa Aktif Antimakan dalam batang Brotowali serta terdapat dalam golongan apakah senyawa Anti Makan Tersebut.

Metode Dan Materi
bahan yang digunakan adalah batang tumbuhan Brotowali yang dipotong kecil-kecil dan dikeringkan diudara terbuka tanpa terpapar sinar matahari langsung setelah kering lalu diblender hingga menjadi serbuk. Bahan Kimia Yang digunakan terdiri dari Aquades, metanol teknis, p.a, n- heksana teknis, dan p.a CHCL3, Silika gel GF254, Silika Gel 60, HgCl2, Kl, l2, NaOH 10%, H2SO4 pekat ,Bubuk Mg, Hcl pekatFeCl3 dan kertas saring.

Metodenya Seberat 1 kg serbuk kering batang brotowali dimaserasi menggunakan metanol teknis sampai semua senyawa yang bisa yang bisa terekstrasi dengan metanol dapat terekstrasi dengan sempurna. Semua ekstrak ditampung ,pelarutnya diuapkan kemudian diuji antimakan .

Ekstrak kental metanol dan dipartisi dengan n-heksana sehingga diperoleh ekstrak n -heksana dan n- metanol. kedua ekstrak diuapkan sehingga diperoleh ekstrak kental n-heksana dan ekstak kental metanol yang kemudian diuji antimakan.
pengujian dilakukan dengan mengambil masing-masing ekstrak yang kemudian dioleskan pada bagian belakang media uji ( daun kangkung)  yang dimasukkan ke dalam cawan petri yang dibagian pinggirnya diberi kain kasa atau kapas basah untuk kelembaban . daun ditutup dengan petri yang sudah diberi lubang ,kemudian diatas penutup tersebut diletakkan  lalat larva yang telah dipuasakn selama 4 jam. setelah 24 jam daun media uji diambil dan dilakukan sektor daun yang dikonsumsi hewan uji.Uji aktivasi Antimakan terhadap terghadap fraksi hasil kolo  kromatografi maupun isolat dilakukan dengan cara yang sama . Ekstrak yang aktif antimakan dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak kloroform n-heksana yang diuji aktivasinya.

Hasil
dari hasil uji tersebut dihasilkan bahwa isolat aktif antimakan dari batang Brotowali yang terdapat pada ekstrak kental n-heksana adalah senyawa golongan triterpenoid yang memiliki gugus fungsi O-H terikat C-O C-H, C= O , C=C dan C-H

Sumber S.R; 2003 penelusuran senyawa aktif antimakan pada daun encok (plumbago zeylamica L), review kimia, vol.6 no.2, hal 1.
Kelapa Sawit Dan Kerusakan Hutan









Minyak sawit atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati edibel yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit , Minyak sawit secara alami berwarna merah karena kandungan beta-karoten yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama.Minyak kelapa sawit juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa . Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%.
Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi. Minyak sawit berwujud setengah padat pada temperatur ruangan dan memiliki beberapa jenis lemak jenuh asam laurat (0.1%),asam miristat  (1%),asam stearat  (5%), danasam palmitat  (44%). Minyak sawit juga memiliki lemak tak jenuh dalam bentuk asam oleat  (39%),asam linoleat (10%), dan asam alfa linoleat (0.3%). Seperti semua minyak nabati, minyak sawit tidak mengandung kolesterol ,meski konsumsi lemak jenuh diketahui menyebabkan peningkatan kolesterol lipoprotein densitas rendah dan lipoprotein densitas tinggi akibat metabolisme asam lemak dalam tubuh.Minyak sawit juga GMO free, karena tidak ada kelapa sawit termodifikasi genetik (GMO) yang dibudidayakan untuk menghasilkan minyak sawit.



Minyak sawit adalah bahan memasak yang umum di negara tropis di Afrika Dan Asia Tenggara dan sebagian Brazil. Penggunaannya dalam industri makanan komersial di belahan negara lain didorong oleh biaya produksinya yang rendah , dan kestabilan oksidatifnya ketika digunakan untuk menggoreng.



13936337821293320679

Maraknya perkebunan sawit telah mengundang kekhawatiran aktivis lingkungan karena besarnya penghancuran hutan untuk melakukan pertanian monokultur kelapa sawit. Pembangunan perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut, menyebabkan emisi karbon yang dihasilkan dari konversi lahan memerlukan waktu ratusan tahun untuk proses pemulihan seperti sedia kala.



Perkebunan Sawit juga dapat menyebabkan hilangnya habitat ORANG  UTAN di Indonesia, yang merupakan spesies yang terancam punah. Pada tahun 2004, Roundtable on Sustainble Palm Oil (RSPO) dibentuk untuk mengarahkan kekhawatiran tersebut .  Malaysia sejak 1992 telah membatasi ekspansi perkebunan sawit di wilayahnya dengan menerapkan peraturan batas minimum lahan negara sebagai hutan.


Konsep Kesetimbangan Kimia

A. Sistem Kesetimbangan Heterogen

  KESETIMBANGAN HETEROGEN
            Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dengan zat-zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai wujud zat yang berbeda (dua fasa atau lebih).
Contoh:
H2O(l)               H2O(g)
C(s)   +   H2O(g)                CO(g)  +  H2(g)
CaCO3(g)               CaO(s)  +  CO2(g)
Fe2O3(s)  +  3CO(g)                           2Fe(s)  +  3CO2(g)
Ag+ (aq)  +  Fe2+ (aq)                  Ag(s)  +  Fe3+ (aq)

A. Pergeseran Kesetimbngan
         Hubungan antara reaksi yang timbul pada sistem kesetimbangan kimia dengan aksi atau pengaruh yang di berikan dari luar di rumuskan oleh Hendri Louis Le Chatelier, hubungan tersebut di kenal dengan asas le chatelier yaitu apabila pada sistem kesetimbangan yang sedang berlangsung di lakukan suatu aksi ,maka timbul reaksi dari sistem sehingga pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.
 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia Pada Reaksi Heterogen :
1. Perubahan konsentrasi
        Jika ke dalam kesetimbangan,konsentrasi pereaksi ditambah atau diperbesar,maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan (zat hasil) sehingga konsentrasi zat hasil bertambah sebaliknya, jika konsentrasi pereaksi di kurangi atau diperkecil,maka kesetimbangan bergeser ke kiri(pereaksi)sehingga konsentrasi pereaksi bertambah.
          Pada sistem kesetimbangan heterogen di dalam larutan,konsentrasi zat cair adalah  tetap. Dengan demikian,perubahan konsentrasi zat padat dan zat cair  dalam sistem kesetimbangan tidak berpengaruh terhadap pergeseran kesetimbangan.
Contoh:
AB (s)             A+(aq)  +  B-(aq)
Kesetimbangan hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi zat A+ dan B-,pada sistem kesetimbangan heterogen yang menyangkut fase gas, sistem kesetimbangan hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi komponen yang berwujud gas.Komponen yang berwujud padat dan cair, konsentrasinya adalah tetap.
Contoh:
AB(s)              A(s) + B(g)
Kesetimbangan reaksi di atas hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi zat B.

2.Perubahan tekanan / volume
       Hukum Boyle : Jika dalam sistem kesetimbangan volume ruang di perbesar (atau tekanan diperkecil) maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih besar,sebaliknya dalam jika sistem kesetimbangan volume ruang di perkecil (atau tekanan di perbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih kecil.

Pada sistem kesetimbangan heterogen pengaruh perubahan volume dan tekanan pada pergeseran kesetimbangan tidak  di pengaruhi oleh zat padat dan zat cair,tetapi hanya di pengaruhi oleh komponen yang berwujud gas.

3.Perubahan temperatur
         Van’t Hoff : "Jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang di naikkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang membutuhka kalor(endoterm).Sebaliknya jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang di turunkan, kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang mengeluarkan kalor (eksoterm)."
Pada  sistem kesetimbangan heterogen, pengaruh suhu sama dengan pada sistem kesetimbangan homogen.Wujud zat tidak berpengaruh terhadap perubahan suhu.
Contoh:
A(g)  +  B(g)          C(g)  +  D(g)   ∆H= -X Kj
Reaksi 1 adalah eksoterm, yaitu zat A dan B membebaskan kalor untuk membuat zat C dan D, reaksi 2 adalah endoterm yaitu zat C dan D menyerap kalor untuk membuat zat A dan B.


B. Tetapan Kesetimbangan
1.hukum kesetimbangan
Dalam suatu kesetimbangan kimia, berlaku hukum kesetimbangan (Hukum Guldberg dan Waage) yang menyatakan sebagai berikut:
"Dalam  keadaan setimbang pada suhu tertentu,hasil kali konsentrasi hasil reaksi di bagi hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan,yang masing-masing di pangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap."
Hasil bagi tersebut disebut tetapan kesetimbangan kimia (K)

2.Penetapan harga tetapan kesetimbangan  berdasarkan konsentrasi
        Tetapan kesetimbangan pada sistem heterogen dapat di bedakan menjadi :
a.Pada kesetimbangan heterogen yang menyangkut fasa larutan, tetapan kesetimbangan hanya di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa larutan(aq) sedangkan komponen-komponen yang berfasa padat atau cair dianggap tetap.
Contoh:
Cu2+ (aq) +  2H2O(l)              Cu(OH)2(s)  +   H+(aq)
Kc =( H+)2 / [Cu2+]

b.pada  kesetimbangan heterogen yang menyangkut fasa gas, ketetapan kesetimbangan hanya di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa gas,komponen-komponen yang berfase padat dan cair dianggap tetap.
Contoh:
C(s)  +  CO2(g)                     2CO(g)
Kc=[CO]2 / [CO]